Lagi Trend Sindrom Sugar Daddy, Yok Kita Simak Bersama! - SERBA SERBI
Poker Online Terbaik

Situs Judi Online

Saturday, September 14, 2019

Lagi Trend Sindrom Sugar Daddy, Yok Kita Simak Bersama!


Berita Pokerintan, Tidak sedikit kaum Hawa lebih memilih untuk menjalin hubungan asmara dengan pria yang secara usia sangat jauh di atasnya. Fenomena ini sering kali disebut sebagai sindrom sugar daddy.
Beberapa orang percaya bahwa tren ini ada hubungannya dengan bayang-bayang sosok seorang Ayah tidak terlalu banyak terlibat perjalanan hidup. Seiring dengan berjalannya waktu, konsep pemahaman akan sugar daddy ini bisa dibilang sangat bervariasi.
Tidak heran, semakin jauh perbedaan usia, semakin besar kontroversi. Sebut saja contohnya jika Anda adalah seorang Ayah dari anak perempuan berusia 20 tahun, tapi kekasih Anda sendiri secara usia sama atau sepantaran dengan anak?

Namun sebetulnya, apakah yang jadi faktor pemicu banyak perempuan yang lebih suka berpacaran ala sugar daddy? Apakah hanya tren semata yang didorong dengan insting alami kebutuhan seseorang untuk diasuh atau mengasuh? Ataukah memang ada lebih banyak manfaat ketika mengencani seseorang pria yang jauh lebih tua daripada pria yang lebih muda?
Secara harfiah, disebutkan memang wajar wanita tertarik pada pria yang lebih tua. Tapi bukan untuk mengatakan bahwa menjadi sesuatu yang biasa untuk seorang gadis 25 tahun untuk berkencan dengan seorang pria berusia 60 tahun.
Satu faktor utama disebutkan jadi pendorong akan tren sindrom ‘Sugar Daddy’ ini. Sebagaimana dikutip Essence, karena di zaman modern banyak wanita muda yang menghindari pemikiran untuk mengadopsi peran sebagai figur ibu dari anak-anak dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga.
Karena itu, naluri keibuan dikatakan memainkan peran penting dalam mendorong seorang wanita ke arah proses menemukan suami atau pasangan hidup. Alias, mereka tak ingin repot dan hanya ingin dimanja dan disayang saja. 
Maka wajar, seperti anak-anak muda lainnya, banyak wanita muda yang menjalani hidup dengan konsep YOLO (you’ll only live once) alias hidup bebas, tidak mau terlalu ditekan oleh banyak “aturan-aturan” yang ada di lingkungan sosial.

No comments:

Post a Comment